Daftar Isi
Bali merupakan salah satu tempat yang kental akan budaya, selain memiliki banyak destinasi wisata alam dengan pemandangan yang indah,
Objek wisata di bali juga masih menjaga dengan baik adat istiadat yang ada, salah satu tempat yang terkenal memiliki adat yang unik yaitu Desa Trunyan Bali.
Desa Trunyan bali sudah banyak diketahui oleh para wisatawan karena memiliki tradisi pemakaman yang berbeda, di bali biasanya orang yang meninggal akan di kremasi namun didesa ini orang yang meninggal akan diletakan begitu saja diatas tanah yang berada di bawah pohon.
Untuk kamu yang berlibur ke Bali dan ingin berwisata sambil mengetahui budaya dan adat istiadat disana desa trunyan bisa menjadi salah satu list tempat yang akan kamu kunjungi,
dengan berkunjung ke desa ini akan membuat pengalaman liburanmu terasa berbeda dan sangat berkesan karena dapat menambah wawasanmu tentang budaya dan adat istiadat yang ada di Desa ini.
Lokasi Desa Trunyan Bali
Desa Trunyan berada di kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Untuk dapat sampai ke desa ini kamu harus menyebrangi danau batur, kamu dapat menyebrang danau dengan menggunakan perahu dari demaga kedisan.
Waktu tempuh yang harus dilaui untuk sampai ke Desa Trunyan kurang lebih sekitar 30 Menit. Biaya yang perlu kamu keluarkan untuk menyewa perahu berkisar antara Rp.50,000 sampai Rp.100.000,-
Tradisi Pemakaman Di Desa Trunyan Bali
Desa Trunyan bali memiliki tata cara sendiri untuk pemakaman warganya, terdapat 3 jenis makam di desa truyan yaitu sebagai berikut, Kawasan Pertama disebut Sema Wayah.
Tempat ini adalah pemakaman untuk Masyarakat yang meninggal dengan kondisi wajar, nantinya jenazah tersebut akan dibalut oleh kain putih, setelah prosesi adat selesai dilaksanakan.
Jenazah akan diletakan ditanah dibawah pohon Taru Menyan, Jenazah tersebut tidak dikubur tetapi hanya disimpan dan ditutupi oleh anyaman bambu yang disediakan oleh keluarga.
Tempat pemakaman yang kedua yaitu Sema Bantas tempat ini merupakan pemakaman untuk orang yang meninggal secara tidak wajar seperti bunuh diri, kecelakaan, ataupun dibunuh, nantinya Jenazah yang meninggal dengan kondisi tidak wajar akan dikubur didalam tanah .
Lalu pemakaman yang ketiga yaitu Sema Nguda, tempat pemakaman ini khusus untuk bayi, Anak-anak dan orang dewasa yang belum menikah.
Hal unik yang perlu kamu ketahui dari pemakaman ini yaitu pemakaman ini tidak mengelurkan bau busuk meskipun tidak dikubur didalam tanah.
Masyarakat disini percaya jika bau busuk dari jenazah tertutup oleh wangi dari pohon Taru Menyan. Bahkan mereka percaya jika akar dari pohon Taru Menyan menyerap bau jenazah yang diletakan diatas tanah.
Desa ini pun dinamakan desa Trunyan bali karena merupakan gabungan dari Taru dan menyan yang merupakan nama pohon di tempat pemakan Desa Trunyan.
Taru dan menyan sendiri artinya kayu wangi oleh karena wangi pohon itulah kita tidak akan mencium bau jenazah ketika berkunjung ke pemakaman Desa Trunyan.
Selain tata cara pemakaman yang unik, tempat pemakaman Desa Trunyan bali ini terbatas sehingga setiap jenazah yang bersisa tengkorak nantinya akan disatukan dan dijejerkan.seteah tengkorak dipindahkan barulah tempat tersebut bisa diganti oleh jenazah orang yang baru meninggal.
Ketika mengunjungi pemakaman Desa Trunyan ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, karena kentalnya adat istiadat disana serta tempat pemakaman yang dianggap sakral bagi penduduk disana maka kita harus menaati segala peraturan yang ada disana,
Terdapat beberapa larangan atau pantangan ketika kita mengunjungi pemakaman Desa Trunyan, beberapa hal yang tidak boleh kita lakukan adalah sebagai berikut :
- Pengunjung tidak boleh mengambil apapun yang ada di pemakaman ini , segala sesuatu yang ada dipemakaman ini dilarang untuk dibawa pulang atau dipindahkan.
- Dilarang berperilaku tidak sopan
- Dilarang untuk berbicara tidak sopan kasar ataupun kotor
- Pengunjung tidak boleh menggambil tengkorak yang berjejer di lokasi pemakaman, untuk mengambil foto juga harus ijin terlebih dahulu
Kesenian Barong Brutuk di Desa Trunyan
Selain memiliki tradisi pemakaman yang berbeda desa trunyan juga memiliki kesenian tradisional bernama Barong Brutuk. kesenian ini merupakan kesenian yang turun-temurun sejak jaman dahulu bahkan kesenian ini diperkirakan sudah ada sebelum peengaruh Hindu masuk ke Bali.
Kesenian Tradisional Barong memang sangat terkenal dikalangan wisatawan , barong sendiri memiliki berbagai jenis yaitu Barong Ketada, Barong Landung, Barong Asu, Barong Blasbasan, Barong Bngkal, Barong Macan dan Gajah serta Barong Brutuk.
Barong Brutuk merupakan barong yang sangat unik karena hanya ada di Desa Trunyan Bali. Barong Brutuk akan ditampilkan 2 tahun sekali pada saat piodalan atau upacara Ngusaba Kapat di Pura Pancering Jagat di desa Trunyan.
biasanya kesenian ini akan dipentaskan oleh remaja putra dan mereka juga harus menjalani karantina atau penyucian selama 42 hari. sedangkan untuk Ngusaba kapat tahun berikutnya upacara piodalan dipura diisi dengan kegiatan menenun kain suci yang dilakukan oleh remaja perempuan
pakaian yang digunakan untuk pertunjukan Barong Brutuk terbuat dari daun pisang, daun pisang tersebut kemudian dirajut menggunakan tali yang berasal dari kulit daun pisang juga.
Setelah itu rajutan tersebut dibentuk bundar seperti rok, kemudian nantinya akan dipasangkan menggantung pada leher, bahu, juga pinggang penari Barong Brutuk. Topeng yang digunakan juga merupakan topeng turun menurun yang sudah lama ada sejak dulu.
Mengunjungi desa trunyan bali merupakan pengalaman baru yang akan membuat suasana liburan kamu menjadi berbeda,
Desa ini merupakan salah satu tempat yang cocok untuk kamu kunjungi ketika berlibar ke pulau bali karena disini kamu akan mendapatkan wawasan baru mengenai budaya serta adat istiadat yang ada disana.